Yang Terbaru

TINAH BUYS CIGARETTES MENANG DI DUA EVENT!

Tinah Buys Cigarettes adalah proyek film pendek terbaru Javora Studio. Mengisahkan tentang ibu-ibu yang bertarung melawan berandal di atas motor matic, project ini menjadi juara 1 dalam Europe On Screen Short Film Pitching Project 2023 yang diumumkan bulan Juni lalu. Setelah itu ia juga meraih The Project of Imagination pada LOCK x Full Circle Lab 2023 pada September silam. 











Tinah Buys Cigarettes adalah proyek film pendek terbaru Javora Studio. Mengisahkan tentang ibu-ibu yang bertarung melawan berandal di atas motor matic, project ini menjadi juara 1 dalam Europe On Screen Short Film Pitching Project 2023 yang diumumkan bulan Juni lalu. Setelah itu ia juga meraih The Project of Imagination pada LOCK x Full Circle Lab 2023 pada September silam. 











Baca

WLINGIWOOD HADIR DI JAFF KE-17!

Layar lebar JAFF

Wlingiwood ikutan ngeramein Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-17 pada 26 November 2022 kemarin. Ini adalah JAFF offline pertama pasca pandemi. Gugun Arief sebagai sutradara film PECEL KRONIKEL yang merupakan bagian dari PIKNIK PESONA turut diundang hadir. PIKNIK PESONA adalah antologi 10 film pendek karya 10 sutradara visioner Indonesia. Mereka adalah Gugun Arief, Aditya Ahmad, Abe Maia, Wisnu Surya Pratama, Gianni Fajri, Reza Fahriansyah, Anggun Priambodho, Tumpal Tampubolon, Winnie Benjamin dan Ariani Dharmawan.  Film tersebut merupakan produksi bersama Palari Films dan Vision Plus yang menjadi film pembuka JAFF kali ini.

Poster PECEL KRONIKEL berbagi dengan Uma de Raffa karya Abe Maia.

Wlingiwood Selection adalah program baru di Wlingiwood yang bergerak di bidang distribusi.

Tak hanya PIKNIK PESONA, Wlingiwood juga hadir lewat film BOOTLEGGING MY WAY INTO HELL karya Azzam Fi Rullah. Film ini lolos seleksi masuk dalam program Asian Perspective. Film tersebut merupakan kolaborasi dari beberapa kolektif termasuk Wlingiwood. Putera Arrahma, koordinator Wlingiwood saat ini, berperan menjadi produser dan distributor. Ini sekaligus merupakan debut program terbaru Wlingiwood yang diberi nama "Wlingiwood Selection".

Jadwal

PIKNIK PESONA di panggung JAFF

Sebelum mulai diputar

Alexander Matius, programmer JAFF

Oxi Kinansky (astrada Pecel Kronikel), Ronny P. Tjandra, Gugun Arief

Meiske Taurisia (Mbak Dede), Oxi dan Gugun

Masuk katalog

Film yang diproduseri Putera Arrahma, Koordinator Wlingiwood

Ifa Ifansyah, yang punya JAFF

Koyo Yamashita dari Imageforum Jepang, exhibitor dan distributor film eksperimental

Wlingiwood hadir di JAFF!


Layar lebar JAFF

Wlingiwood ikutan ngeramein Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-17 pada 26 November 2022 kemarin. Ini adalah JAFF offline pertama pasca pandemi. Gugun Arief sebagai sutradara film PECEL KRONIKEL yang merupakan bagian dari PIKNIK PESONA turut diundang hadir. PIKNIK PESONA adalah antologi 10 film pendek karya 10 sutradara visioner Indonesia. Mereka adalah Gugun Arief, Aditya Ahmad, Abe Maia, Wisnu Surya Pratama, Gianni Fajri, Reza Fahriansyah, Anggun Priambodho, Tumpal Tampubolon, Winnie Benjamin dan Ariani Dharmawan.  Film tersebut merupakan produksi bersama Palari Films dan Vision Plus yang menjadi film pembuka JAFF kali ini.

Poster PECEL KRONIKEL berbagi dengan Uma de Raffa karya Abe Maia.

Wlingiwood Selection adalah program baru di Wlingiwood yang bergerak di bidang distribusi.

Tak hanya PIKNIK PESONA, Wlingiwood juga hadir lewat film BOOTLEGGING MY WAY INTO HELL karya Azzam Fi Rullah. Film ini lolos seleksi masuk dalam program Asian Perspective. Film tersebut merupakan kolaborasi dari beberapa kolektif termasuk Wlingiwood. Putera Arrahma, koordinator Wlingiwood saat ini, berperan menjadi produser dan distributor. Ini sekaligus merupakan debut program terbaru Wlingiwood yang diberi nama "Wlingiwood Selection".

Jadwal

PIKNIK PESONA di panggung JAFF

Sebelum mulai diputar

Alexander Matius, programmer JAFF

Oxi Kinansky (astrada Pecel Kronikel), Ronny P. Tjandra, Gugun Arief

Meiske Taurisia (Mbak Dede), Oxi dan Gugun

Masuk katalog

Film yang diproduseri Putera Arrahma, Koordinator Wlingiwood

Ifa Ifansyah, yang punya JAFF

Koyo Yamashita dari Imageforum Jepang, exhibitor dan distributor film eksperimental

Wlingiwood hadir di JAFF!


Baca

WLINGIWOOD BERJAYA DI BANDUNG!

 


Prestasi kembali diraih oleh produksi dari Wlingi. Masih dari film ANXIETUS DOMICUPUS yang tahun lalu meraih Piala Maya, kali ini produksi dari Javora Studio ini meraih Penghargaan Gajah Emas pada event Ganesha Film Festival 2022 di Bandung. Semoga kelak para anggota Wlingiwood yang lain juga mengikuti jejak prestasi. Amiiin!



 


Prestasi kembali diraih oleh produksi dari Wlingi. Masih dari film ANXIETUS DOMICUPUS yang tahun lalu meraih Piala Maya, kali ini produksi dari Javora Studio ini meraih Penghargaan Gajah Emas pada event Ganesha Film Festival 2022 di Bandung. Semoga kelak para anggota Wlingiwood yang lain juga mengikuti jejak prestasi. Amiiin!



Baca

FILM DARI WLINGI MENANG PIALA MAYA!


Piala Maya adalah penghargaan film yang diinisiasi, awalnya di internet sejak tahun 2012. Pada 5 desember 2012 untuk pertama kalinya penghargaan ini diselenggarakan secara offline yakni di The Bridge Function Room, Aston Hotel di Taman Rasuna, Kuningan, Jakarta Selatan. Jika Piala Citra FFI diumpamakan sebagai Oscar maka Piala Maya ini konon adalah Golden Globe-nya Indonesia hehehe.


Setelah meraih banyak "sayuran", istilah kami untuk festival laurel (itu lho logo daun untuk pemenang festival film), Anxietus Domicupus mendapat nominasi film cerita pendek terpilih bersama 8 film terbaik lainnya. Tak disangka, film berbau genre space western dan fantasi ini menang pada perhelatan Piala Maya ke-9 yang diumumkan pada 7 Maret 2021 lalu. 


Selain Piala Maya, film Anxietus Domicupus mendapat nominasi dan menjadi official selection di beberapa festival dan screening event. Berikut ini daftar pencapaian award oleh film Anxietus Domicupus:

  • Pemenang Film Cerita Pendek Terpilih Piala Maya ke-9 (2021)
  • Bronze Deer Award di Moviement Film Festival 2020
  • Nominator Film Terbaik, Nominator Sinematografi Terbaik dan Jury Special Mention di Genflix Film Festival 2020
  • Nominator Best Comedy di Hellofest #14 (2020), Indonesia
  • Official Selection, Cinecussion 2020
  • Official Selection, Gulung Tukar 2021
  • Official Selection, Film Musik Makan oleh Kolektif Film 2021

Berikut daftar lengkap pemenang Piala Maya ke-9 tahun 2021:

KATEGORI TEKNIS 

Film Cerita Panjang Terpilih - "Mekah I'm Coming" (Produksi: Dapur Film, MD Pictures, Produser: Hanung Bramantyo) 

Penyutradaraan Terpilih - "The Science of Fictions" (Yosep Anggi Noen) 

Penyutradaraan Berbakat Film Panjang Karya Perdana (Piala Iqbal Rais) - "Mekah I'm Coming" (Jeihan Angga) 

Penulisan Skenario Asli Terpilih - "Mudik" (Adriyanto Dewo) 

Penulisan Skenario Adaptasi Terpilih - "Mekah I'm Coming" (Jeihan Angga) 

Tata Kamera Terpilih - "Abracadabra" (Gandang Warah) 

Tata Artistik Terpilih - "Abracadabra" (Vida Sylvia) 

Tata Musik Terpilih - "Teman Tapi Menikah 2" (Andhika Triyadi) 

Penyuntingan Gambar Terpilih - "Mariposa" (Ryan Purwoko) 

Tata Suara Terpilih - "Asih 2" (Aria Prayogi, Suhadi) 

Tata Efek Khusus Terpilih - "Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2" (Setyo Anggono, Lucas Adhityo, Kholish Abdulhaq) 

Tata Kostum Terpilih - "Abracadabra" (Hagai Pakan) 

Tata Rias Wajah dan Rambut Terpilih - "Abracadabra" (Eba Sheba) 

Desain Poster Terpilih - "The Science of Fictions" (Gandhi Setyawan) 

Lagu Tema Terpilih - "Kemarin" ("Kemarin", Ifan Seventeen) 


KATEGORI PEMERANAN

Aktor Utama Terpilih - Gunawan Maryanto ("The Science of Fictions") 

Aktris Utama Terpilih - Putri Ayudya ("Mudik") 

Aktor Pendukung Terpilih - Totos Rasiti ("Mekah I'm Coming") 

Aktris Pendukung Terpilih - Ria Irawan ("Mekah I'm Coming") 

Aktor Pendatang Baru Terpilih - Junior Roberts ("Mariposa") 

Aktris Pendatang Baru Terpilih (Piala Tuti Indra Malaon)- Arawinda Kirana ("Quarantine Tales") 

Aktor/ Aktris Cilik/ Remaja Terpilih - Yasamin Jasem ("Mangkujiwo) 

Penampilan Singkat Nan Berkesan (Piala Arifin C. Noer) - Adi Kurdi ("Sabar Ini Ujian") 


KATEGORI KOMPETISI

Film Cerita Pendek Terpilih - "Anxietus Domicupus" (Gugun Arief) 

Film Dokumenter Pendek Terpilih - "Cerita Tentang Sinema di Sudut yang Lain" (Hariwi) 

Film Animasi Pendek Terpilih - "Atlas Boy Adventures: Serangan Hantu Abu-Abu" (Merry Wijaya, Natassya Siregar) 

Film Dokumenter Panjang Terpilih - "You & I" (Fanny Chotimah) 

Film Animasi Panjang Terpilih - "Titus: Mystery of the Enigma" (Dineshkumar Subashchandra) 

Film Cerita Panjang Eksibisi Non-Reguler Terpilih - "Istri Orang" (Dirmawan Hatta) 

Video Klip Musik Terpilih (Piala Gitavisi) - "LATHI" by Weird Jenius ft. Sara Fajira (Sutradara: YBRAP & Creamypandaxx)







Piala Maya adalah penghargaan film yang diinisiasi, awalnya di internet sejak tahun 2012. Pada 5 desember 2012 untuk pertama kalinya penghargaan ini diselenggarakan secara offline yakni di The Bridge Function Room, Aston Hotel di Taman Rasuna, Kuningan, Jakarta Selatan. Jika Piala Citra FFI diumpamakan sebagai Oscar maka Piala Maya ini konon adalah Golden Globe-nya Indonesia hehehe.


Setelah meraih banyak "sayuran", istilah kami untuk festival laurel (itu lho logo daun untuk pemenang festival film), Anxietus Domicupus mendapat nominasi film cerita pendek terpilih bersama 8 film terbaik lainnya. Tak disangka, film berbau genre space western dan fantasi ini menang pada perhelatan Piala Maya ke-9 yang diumumkan pada 7 Maret 2021 lalu. 


Selain Piala Maya, film Anxietus Domicupus mendapat nominasi dan menjadi official selection di beberapa festival dan screening event. Berikut ini daftar pencapaian award oleh film Anxietus Domicupus:

  • Pemenang Film Cerita Pendek Terpilih Piala Maya ke-9 (2021)
  • Bronze Deer Award di Moviement Film Festival 2020
  • Nominator Film Terbaik, Nominator Sinematografi Terbaik dan Jury Special Mention di Genflix Film Festival 2020
  • Nominator Best Comedy di Hellofest #14 (2020), Indonesia
  • Official Selection, Cinecussion 2020
  • Official Selection, Gulung Tukar 2021
  • Official Selection, Film Musik Makan oleh Kolektif Film 2021

Berikut daftar lengkap pemenang Piala Maya ke-9 tahun 2021:

KATEGORI TEKNIS 

Film Cerita Panjang Terpilih - "Mekah I'm Coming" (Produksi: Dapur Film, MD Pictures, Produser: Hanung Bramantyo) 

Penyutradaraan Terpilih - "The Science of Fictions" (Yosep Anggi Noen) 

Penyutradaraan Berbakat Film Panjang Karya Perdana (Piala Iqbal Rais) - "Mekah I'm Coming" (Jeihan Angga) 

Penulisan Skenario Asli Terpilih - "Mudik" (Adriyanto Dewo) 

Penulisan Skenario Adaptasi Terpilih - "Mekah I'm Coming" (Jeihan Angga) 

Tata Kamera Terpilih - "Abracadabra" (Gandang Warah) 

Tata Artistik Terpilih - "Abracadabra" (Vida Sylvia) 

Tata Musik Terpilih - "Teman Tapi Menikah 2" (Andhika Triyadi) 

Penyuntingan Gambar Terpilih - "Mariposa" (Ryan Purwoko) 

Tata Suara Terpilih - "Asih 2" (Aria Prayogi, Suhadi) 

Tata Efek Khusus Terpilih - "Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2" (Setyo Anggono, Lucas Adhityo, Kholish Abdulhaq) 

Tata Kostum Terpilih - "Abracadabra" (Hagai Pakan) 

Tata Rias Wajah dan Rambut Terpilih - "Abracadabra" (Eba Sheba) 

Desain Poster Terpilih - "The Science of Fictions" (Gandhi Setyawan) 

Lagu Tema Terpilih - "Kemarin" ("Kemarin", Ifan Seventeen) 


KATEGORI PEMERANAN

Aktor Utama Terpilih - Gunawan Maryanto ("The Science of Fictions") 

Aktris Utama Terpilih - Putri Ayudya ("Mudik") 

Aktor Pendukung Terpilih - Totos Rasiti ("Mekah I'm Coming") 

Aktris Pendukung Terpilih - Ria Irawan ("Mekah I'm Coming") 

Aktor Pendatang Baru Terpilih - Junior Roberts ("Mariposa") 

Aktris Pendatang Baru Terpilih (Piala Tuti Indra Malaon)- Arawinda Kirana ("Quarantine Tales") 

Aktor/ Aktris Cilik/ Remaja Terpilih - Yasamin Jasem ("Mangkujiwo) 

Penampilan Singkat Nan Berkesan (Piala Arifin C. Noer) - Adi Kurdi ("Sabar Ini Ujian") 


KATEGORI KOMPETISI

Film Cerita Pendek Terpilih - "Anxietus Domicupus" (Gugun Arief) 

Film Dokumenter Pendek Terpilih - "Cerita Tentang Sinema di Sudut yang Lain" (Hariwi) 

Film Animasi Pendek Terpilih - "Atlas Boy Adventures: Serangan Hantu Abu-Abu" (Merry Wijaya, Natassya Siregar) 

Film Dokumenter Panjang Terpilih - "You & I" (Fanny Chotimah) 

Film Animasi Panjang Terpilih - "Titus: Mystery of the Enigma" (Dineshkumar Subashchandra) 

Film Cerita Panjang Eksibisi Non-Reguler Terpilih - "Istri Orang" (Dirmawan Hatta) 

Video Klip Musik Terpilih (Piala Gitavisi) - "LATHI" by Weird Jenius ft. Sara Fajira (Sutradara: YBRAP & Creamypandaxx)






Baca

Lagi-lagi Film Bikinan Wlingiwood Premiere Di Jakarta!

Wlingiwood mungkin nama yang belum cukup akrab di kalangan umum meskipun sudah berkiprah selama 7 tahun. Namun nama ini lumayan dikenal di kalangan penonton film independen. Dimulai dengan film Bid & Run (2015), film yang dibikin dalam naungan label Wlingiwood sudah masuk ke beberapa festival film di Indonesia. Hingga artikel ini ditulis, sudah 3 film dari Wlingiwood diputar di bioskop. 

Yang pertama adalah Bid & Run, diputar di bioskop jaringan XXI dan beberapa bioskop kecil beberapa kota di Indonesia dalam rangkaian Festival Sinema Prancis 2015. The Fiction Master dan Domio Instano diputar di CGV Sudirman dalam rangka HelloFest ke-13 tahun 2019. Yang terbaru kali ini adalah JENGLOT REDEMPTION.

Jenglot Redemption akan diputar dua hari dalam rangkaian acara Bulan Film Nasional 2021 yang diselenggarakan oleh Metro Cinema Kemang, sebuah bioskop eksklusif yang memutar film-film alternatif di Jakarta Selatan. Selain Jenglot Redemption juga diputar film-film lain terpilih yang memiliki warna serupa. Kurator untuk acara ini adalah Azzam Fi Rullah, filmmaker genre yang juga menjadi fokus acara ini. 


Jenglot Redemption adalah film pertama yang diproduksi memakai label production house Wlingiwood Filmmakers. Biasanya Wlingiwood Filmmakers dipasang sebagai penanda bahwa film melibatkan anggota komunitas dan atau dibuat di Wlingi oleh komunitas. Kali ini Javora Studio, Tanggal Merah Production dan Hobi Minoritas Film berkolaborasi dalam label Wlingiwood memproduksi film pendek yang disutradarai Paundra Wibatsu ini. 

Paundra Wibatsu memulai debutnya di Wlingiwood dalam film The Fiction Master. Film lain yang juga melibatkannya adalah Anxietus Domicupus (peraih nominasi Piala Maya 2021, Genflix Film Festival, HelloFest ke14 dll.).


Wlingiwood mungkin nama yang belum cukup akrab di kalangan umum meskipun sudah berkiprah selama 7 tahun. Namun nama ini lumayan dikenal di kalangan penonton film independen. Dimulai dengan film Bid & Run (2015), film yang dibikin dalam naungan label Wlingiwood sudah masuk ke beberapa festival film di Indonesia. Hingga artikel ini ditulis, sudah 3 film dari Wlingiwood diputar di bioskop. 

Yang pertama adalah Bid & Run, diputar di bioskop jaringan XXI dan beberapa bioskop kecil beberapa kota di Indonesia dalam rangkaian Festival Sinema Prancis 2015. The Fiction Master dan Domio Instano diputar di CGV Sudirman dalam rangka HelloFest ke-13 tahun 2019. Yang terbaru kali ini adalah JENGLOT REDEMPTION.

Jenglot Redemption akan diputar dua hari dalam rangkaian acara Bulan Film Nasional 2021 yang diselenggarakan oleh Metro Cinema Kemang, sebuah bioskop eksklusif yang memutar film-film alternatif di Jakarta Selatan. Selain Jenglot Redemption juga diputar film-film lain terpilih yang memiliki warna serupa. Kurator untuk acara ini adalah Azzam Fi Rullah, filmmaker genre yang juga menjadi fokus acara ini. 


Jenglot Redemption adalah film pertama yang diproduksi memakai label production house Wlingiwood Filmmakers. Biasanya Wlingiwood Filmmakers dipasang sebagai penanda bahwa film melibatkan anggota komunitas dan atau dibuat di Wlingi oleh komunitas. Kali ini Javora Studio, Tanggal Merah Production dan Hobi Minoritas Film berkolaborasi dalam label Wlingiwood memproduksi film pendek yang disutradarai Paundra Wibatsu ini. 

Paundra Wibatsu memulai debutnya di Wlingiwood dalam film The Fiction Master. Film lain yang juga melibatkannya adalah Anxietus Domicupus (peraih nominasi Piala Maya 2021, Genflix Film Festival, HelloFest ke14 dll.).


Baca

INFOGRAFIS WLINGIWOOD



Baca

KOORDINATOR UMUM WLINGIWOOD YANG BARU!


Perkenalkan! Koordinator Umum Wlingiwood Filmmakers yang baru hehehe...
Setelah sekitar 4 tahun Cak Gugun menjabat kini melimpahkan kiprah komunitas kepada yang lebih muda dan berenergi.

Putera Iga Arrahma bergabung dengan Wlingiwood sejak 2013 dan mulai bertugas di Wlingiwood sejak 2019.


Yang dipegang itu adalah coretan sejarah Wlingiwood.

Perkenalkan! Koordinator Umum Wlingiwood Filmmakers yang baru hehehe...
Setelah sekitar 4 tahun Cak Gugun menjabat kini melimpahkan kiprah komunitas kepada yang lebih muda dan berenergi.

Putera Iga Arrahma bergabung dengan Wlingiwood sejak 2013 dan mulai bertugas di Wlingiwood sejak 2019.


Yang dipegang itu adalah coretan sejarah Wlingiwood.
Baca

DOA JOMBLO, FIRST WLINGIWOOD FILM FESTIVAL dan HARI FILM NASIONAL

Hari Film Nasional akan dirayakan pada tanggal 30, tapi kami mendahului merayakannya pada 25 Maret kemarin. Tanggal itu sengaja kami pilih karena memang pada tanggal itu tim kami kebanyakan available. Anggota Wlingiwood saat ini dominan anak-anak kuliahan yang hanya available saat weekend. Maka jauh-jauh hari kami pun memutuskan 25 Maret adalah waktu yang realistis untuk premiere SANDERA 2, film teranyar kami. Sekaligus kami mau mengambil momentum bulan film nasional.

Lalu muncul ide di kepala…kenapa nggak sekalian bikin festival film untuk pertamakalinya di kota ini?

Saya dan rekan-rekan mulai bikin kegiatan film di Wlingi sejak 2009. Wow… tak terasa sudah begitu lama. 2010, untuk pertamakalinya tercetus ide bikin festival. Saat itu saya belum tahu caranya. 2015, saat karya kami berhasil dapat pengakuan, mentor-mentor kami menyarankan untuk mulai bikin festival. Saat itu pun saya masih belum tahu caranya. Setelah melewati masa-masa putus asa dan depresi, 2017 memberi angin baru buat saya pribadi. Saya begitu bersemangat lagi berkarya. Rasanya kayak kembali ke tahun 2009. Maka bersama anak-anak yang 90 persen masih baru di filmmaking kami menghasilkan SANDERA 2…not too good as you wish but still better J

Lalu tersepakatilah…kami mo muter SANDERA 2 nggak Cuma di private screening. Udah biasa n gampanglah kalo cuma muter di ruang kelas. Kami mau bawa Wlingiwood goes to public. Mosok film-film kami diputer mau di kota lain di kampungnya sendiri malah enggak?

Layarnya swadaya

Dan ini muter dalam rangka festival, nggak cuma layar tancepan doang. Ada konsep yang terarah hingga ke depannya. 2014 silam saat rampung SANDERA yang pertama, kami juga muter untuk publik, tapi konsepnya belumlah festival. Itu juga terlaksana cuman sekali tanpa konsep macem-macem. Festival yang kami impikan adalah acara yang menampilkan karya-karya inspiratif dan beragam genre. Kami ingin, nanti Wlingiwood Film Festival menjadi acara yang banyak ditonton masyarakat sekitar. Tentu kami juga akan terus menjaga kualitas produksi karya-karya kami. Nanti akan ada kurasi untuk film-film yang akan tayang.

2 hari menjelang acara, cuaca sudah menunjukkan tanda-tanda tak bersahabat. Namun saat itu saya berkeyakinan gini…”Ah biar lah siangnya hujan deras, biar malamnya cerah..”

Soalnya akhir-akhir ini pola turunnya hujan emang gitu…siang hujan, malam cerah. Sembari ber-marioteguh (baca: optimis) saya sebar undangan ke pihak-pihak yang utama di level birokrasi dan layanan publik: Pak Camat plus Muspika, Pak Lurah, Kapolsek, Danramil dll. Poster ditempel di beberapa titik, flyer disebar. Banner gede kita pasang di pintu masuk area.

Anak-anak ludruk stunt (stage combat show) terus berlatih banting-bantingan dari ubin ke aspal. Atraksi ini akan disajikan sebagai pembuka acara. Pada saat yang sama, tim logistik dikoordinasi agar mencari bahan pangan “gratis”. Anak-anak mencari sesuatu dari kebun, toko dan dapurnya untuk disumbangkan sebagai bahan konsumsi pas acara. Yang masak ibunya sutradara ludruk stunt kita, Kang Mbeno. Hidangan untuk hari itu ada: Telo godhog, gedhang ambon mateng, kripik tales, sosis goreng, sego pecel, jangan tewel dll. Ngombene? Yo Aqua kerdusan…Semua dilakukan secara swadaya. NO SPONSORSHIP (nggak jadi, nggak prospek n waktunya mepet). Layar beli sendiri (ngutang), cuma proyektor yang minjem sekolahan. Bikin festival modal dengkul tenan. Tapi jangan remehkan dengkulnya anak Wlingiwood. Sekali nekad, geraknya bisa lebih cepat daripada otak.

Lha ndilalah pas hari H-nya kebalik. Wlingiwood Film Festival sukses menjadi pesta air hehehe…

Main air
Sound system dan panggung sumbangan dari Pak Camat akhirnya nganggur. Sama anak-anak ludruk stunt malah buat main luncur-luncuran. Jam 7 malem itu…dingin…basah. Sebagai festival director saya putuskan acara pindah ke aula. Layarnya pake banner bekas seminar dibalik. Tentu aja jauh lebih kecil dari layar gede di luar sana. Masyarakat luar yang datang cuma 3 orang…yang lain warga Wlingiwood semua hahahaha..

Dari sekian undangan yang beneran hadir cuma Pak Sekretaris Kecamatan dan Ibu wakil Dinas Pariwisata dan Pemuda Kabupaten (lupa saya singkatannya…instansinya namanya panjang n ribet). Ibu dinas pariwisata cuma “say hi” sedang Pak Sekcam nonton sampai akhir, tapi gak mau ikut makan bareng. Entahlah apa nanti yang ada di pikirannya nonton SANDERA 2 yang “jlab-jleb” gitu.

SANDERA 2 KARMA, film terbaru dari Wlingiwood

Tutup festival

Soal makanan…wow…melimpah ruah. Makanan itu mustinya buat minimal 2 kali makan. Karena teman-teman kerja sejak siang. Entah karena hujan bikin kenyang atau saking sibuknya kita, makanan itu sampe turah-turah…bahkan jangan tewel maknyus yang ada dipanci lupa dibuka karena kita asyik sama pecel bikinan Ibunya Kang Mbeno yang maknyus itu. Saya yang biasanya nambah juga gak kuat.

Entahlah musti dibilang gimana Wlingiwood Film Festival yang perdana ini…ndilalah alhamdulillah hujan duerassss :D sungguh doa jomblo yang ijabah.

Ora popo…hujan juga anugrah alam yang musti disyukuri. Senang lihat anak-anak ngumpul. Senang lihat semua menikmati filmnya. (kami muter 12 film, awalnya 11 tapi Mas Betet nambahin 1 lagi pas udah selesai programming).

Biarlah hujan juga menyapu semua kenangan pahit dan hal-hal yang tak layak lagi ditempatkan di labirin batin :D

Saya merasa bahagia. Bahagia gitu saja…

SELAMAT HARI FILM NASIONAL.

G. Ekalaya
(Festival Director/Koordinator Umum Komunitas Wlingiwood Filmmakers)

Hari Film Nasional akan dirayakan pada tanggal 30, tapi kami mendahului merayakannya pada 25 Maret kemarin. Tanggal itu sengaja kami pilih karena memang pada tanggal itu tim kami kebanyakan available. Anggota Wlingiwood saat ini dominan anak-anak kuliahan yang hanya available saat weekend. Maka jauh-jauh hari kami pun memutuskan 25 Maret adalah waktu yang realistis untuk premiere SANDERA 2, film teranyar kami. Sekaligus kami mau mengambil momentum bulan film nasional.

Lalu muncul ide di kepala…kenapa nggak sekalian bikin festival film untuk pertamakalinya di kota ini?

Saya dan rekan-rekan mulai bikin kegiatan film di Wlingi sejak 2009. Wow… tak terasa sudah begitu lama. 2010, untuk pertamakalinya tercetus ide bikin festival. Saat itu saya belum tahu caranya. 2015, saat karya kami berhasil dapat pengakuan, mentor-mentor kami menyarankan untuk mulai bikin festival. Saat itu pun saya masih belum tahu caranya. Setelah melewati masa-masa putus asa dan depresi, 2017 memberi angin baru buat saya pribadi. Saya begitu bersemangat lagi berkarya. Rasanya kayak kembali ke tahun 2009. Maka bersama anak-anak yang 90 persen masih baru di filmmaking kami menghasilkan SANDERA 2…not too good as you wish but still better J

Lalu tersepakatilah…kami mo muter SANDERA 2 nggak Cuma di private screening. Udah biasa n gampanglah kalo cuma muter di ruang kelas. Kami mau bawa Wlingiwood goes to public. Mosok film-film kami diputer mau di kota lain di kampungnya sendiri malah enggak?

Layarnya swadaya

Dan ini muter dalam rangka festival, nggak cuma layar tancepan doang. Ada konsep yang terarah hingga ke depannya. 2014 silam saat rampung SANDERA yang pertama, kami juga muter untuk publik, tapi konsepnya belumlah festival. Itu juga terlaksana cuman sekali tanpa konsep macem-macem. Festival yang kami impikan adalah acara yang menampilkan karya-karya inspiratif dan beragam genre. Kami ingin, nanti Wlingiwood Film Festival menjadi acara yang banyak ditonton masyarakat sekitar. Tentu kami juga akan terus menjaga kualitas produksi karya-karya kami. Nanti akan ada kurasi untuk film-film yang akan tayang.

2 hari menjelang acara, cuaca sudah menunjukkan tanda-tanda tak bersahabat. Namun saat itu saya berkeyakinan gini…”Ah biar lah siangnya hujan deras, biar malamnya cerah..”

Soalnya akhir-akhir ini pola turunnya hujan emang gitu…siang hujan, malam cerah. Sembari ber-marioteguh (baca: optimis) saya sebar undangan ke pihak-pihak yang utama di level birokrasi dan layanan publik: Pak Camat plus Muspika, Pak Lurah, Kapolsek, Danramil dll. Poster ditempel di beberapa titik, flyer disebar. Banner gede kita pasang di pintu masuk area.

Anak-anak ludruk stunt (stage combat show) terus berlatih banting-bantingan dari ubin ke aspal. Atraksi ini akan disajikan sebagai pembuka acara. Pada saat yang sama, tim logistik dikoordinasi agar mencari bahan pangan “gratis”. Anak-anak mencari sesuatu dari kebun, toko dan dapurnya untuk disumbangkan sebagai bahan konsumsi pas acara. Yang masak ibunya sutradara ludruk stunt kita, Kang Mbeno. Hidangan untuk hari itu ada: Telo godhog, gedhang ambon mateng, kripik tales, sosis goreng, sego pecel, jangan tewel dll. Ngombene? Yo Aqua kerdusan…Semua dilakukan secara swadaya. NO SPONSORSHIP (nggak jadi, nggak prospek n waktunya mepet). Layar beli sendiri (ngutang), cuma proyektor yang minjem sekolahan. Bikin festival modal dengkul tenan. Tapi jangan remehkan dengkulnya anak Wlingiwood. Sekali nekad, geraknya bisa lebih cepat daripada otak.

Lha ndilalah pas hari H-nya kebalik. Wlingiwood Film Festival sukses menjadi pesta air hehehe…

Main air
Sound system dan panggung sumbangan dari Pak Camat akhirnya nganggur. Sama anak-anak ludruk stunt malah buat main luncur-luncuran. Jam 7 malem itu…dingin…basah. Sebagai festival director saya putuskan acara pindah ke aula. Layarnya pake banner bekas seminar dibalik. Tentu aja jauh lebih kecil dari layar gede di luar sana. Masyarakat luar yang datang cuma 3 orang…yang lain warga Wlingiwood semua hahahaha..

Dari sekian undangan yang beneran hadir cuma Pak Sekretaris Kecamatan dan Ibu wakil Dinas Pariwisata dan Pemuda Kabupaten (lupa saya singkatannya…instansinya namanya panjang n ribet). Ibu dinas pariwisata cuma “say hi” sedang Pak Sekcam nonton sampai akhir, tapi gak mau ikut makan bareng. Entahlah apa nanti yang ada di pikirannya nonton SANDERA 2 yang “jlab-jleb” gitu.

SANDERA 2 KARMA, film terbaru dari Wlingiwood

Tutup festival

Soal makanan…wow…melimpah ruah. Makanan itu mustinya buat minimal 2 kali makan. Karena teman-teman kerja sejak siang. Entah karena hujan bikin kenyang atau saking sibuknya kita, makanan itu sampe turah-turah…bahkan jangan tewel maknyus yang ada dipanci lupa dibuka karena kita asyik sama pecel bikinan Ibunya Kang Mbeno yang maknyus itu. Saya yang biasanya nambah juga gak kuat.

Entahlah musti dibilang gimana Wlingiwood Film Festival yang perdana ini…ndilalah alhamdulillah hujan duerassss :D sungguh doa jomblo yang ijabah.

Ora popo…hujan juga anugrah alam yang musti disyukuri. Senang lihat anak-anak ngumpul. Senang lihat semua menikmati filmnya. (kami muter 12 film, awalnya 11 tapi Mas Betet nambahin 1 lagi pas udah selesai programming).

Biarlah hujan juga menyapu semua kenangan pahit dan hal-hal yang tak layak lagi ditempatkan di labirin batin :D

Saya merasa bahagia. Bahagia gitu saja…

SELAMAT HARI FILM NASIONAL.

G. Ekalaya
(Festival Director/Koordinator Umum Komunitas Wlingiwood Filmmakers)

Baca

Laporan Sekilas Pandang FLS2N Cabang Film Pendek Tingkat Propinsi Jawa Timur di Batu 28 - 31 Mei 2016

Ini adalah tahun ke-3 FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) cabang film pendek diselenggarakan. Lagi-lagi saya (wong Wlingiwood Filmmakers) bertugas mendampingi teman-teman wakil Kab. Blitar. Kali ini acaranya digelar pada 28 - 31 Mei 2016 di Hotel Batu Suki Jl. Bukit Berbunga No.20 - 24 Batu, Jawa Timur.

Tema yang diangkat adalah "Sekolahku Inspirasiku". Peserta yang tiap tim dibatasi hanya 3 butir musti bikin film durasi maksimal 5 menit dan dieksekusi kurang lebih sehari semalam. Sakti tenan....

Jurinya ada Pak Kris (sutradara), Pak Imum (Arek TV) sama Bu Ainun (PARFI Jatim). Maaf nama-nama beliau saya belum tahu nulis ejaannya yang benar. Lupa konfirmasi karena makanan di hotel terlalu enak hingga bikin lupa hehe..

(dari kiri ke kanan) Daffa, Mukti dan Irwin dari MOVO Film Club SMAN 1 Talun
sebagai wakil kabupaten Blitar untuk FLS2N Film Pendek 2016

Well....Pencapaian tim MOVO FILM SMAN 1 Talun kali ini berada di urutan buntut yakni sebagai peringkat harapan 2 hehe...Maafkanlah...syukurilah hehehe. Well masuk 5 besar tapi tentunya kami gak boleh langsung puas. Ada sekitar 30an tim yang ikut kalo nggak salah.

Berikut daftar pemenang, nilai yang diperoleh dan asal daerah:

Para pemenang

Pensil - 720 - (Surabaya) Juara 1
Menggapai Asa - 685 - (Malang) Juara 2
Pelajaran Hidup - 660 - (Tulungagung) Juara 3
Menggapai Cakrawala - 625 - (Madiun) Harapan 1
Ketika Yang Biasa Bisa - 590 - (Kab. Blitar) Harapan 2

Well...hmmm rupanya kita terlalu memandang remeh kompetisi kali ini. Terbukti bahwa ternyata karya-karya rekan-rekan daerah lain sudah nggak lagi main-main. Sinematografinya serius. Apalagi untuk ukuran film yang dibikin dengan hanya 3 orang dalam sehari.

Bersama Pak Imum, salah satu juri

Agak guyon saya ngomong, "Jangan-jangan ada yang bawa drone..." eh beneran ada yang pake drone :D Karya pemenang di atas sungguh tak mengecewakan. Mungkin memang belum ada greget atau terobosan ide yang signifikan tapi kelak pastinya bakal ada. Kecuali karya siswa yang saya dampingi, hampir semuanya optimal menggunakan alat. Gambar sudah lebih tertata, editing sudah mulai rapi dll. Kalau karya siswa saya saat ini masih cuma optimal di storytelling....sinematografi hmmmm...gitu dehhh. Ya udah taun depan sinematografi musti digregetin yo cahhhh

Kerja

Editing

Storyboarding

Writing script

Lomba film pendek FLS2N ini menurut saya emang memunculkan "teknik filmmaking" tersendiri. Bayangin 3 orang bikin film sehari. Semua dirangkap-rangkap. Ya kita taulah kenapa cuma boleh 3 peserta. Duitnya, gan hehehe...karena ntar yang dibiayai ya cuma 3 orang. Tapi ini kemudian menjadi suatu teknik filmmaking yang unik dan musti efektif. Di Wlingiwood sering kami bekerja dengan kru minim kayak gini.

Kota Batu dari aula lantai atas Hotel Batu Suki Jl. Bukit Berbunga 20 - 24

Sepulang dari Batu (selain membawa demam flu) kami juga membawa setumpuk PR...belajar dan berlatih lagi. Selamat buat para pemenang....tetap belajar, berlatih setelah itu menyerahlah dan berhenti berjuang.

Gimana dengan propinsi lain? Mungkin ada teman-teman yang bisa review?

-Gugun Ekalaya-
(sebagai pelatih dan pendamping tak resmi)


Ini adalah tahun ke-3 FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) cabang film pendek diselenggarakan. Lagi-lagi saya (wong Wlingiwood Filmmakers) bertugas mendampingi teman-teman wakil Kab. Blitar. Kali ini acaranya digelar pada 28 - 31 Mei 2016 di Hotel Batu Suki Jl. Bukit Berbunga No.20 - 24 Batu, Jawa Timur.

Tema yang diangkat adalah "Sekolahku Inspirasiku". Peserta yang tiap tim dibatasi hanya 3 butir musti bikin film durasi maksimal 5 menit dan dieksekusi kurang lebih sehari semalam. Sakti tenan....

Jurinya ada Pak Kris (sutradara), Pak Imum (Arek TV) sama Bu Ainun (PARFI Jatim). Maaf nama-nama beliau saya belum tahu nulis ejaannya yang benar. Lupa konfirmasi karena makanan di hotel terlalu enak hingga bikin lupa hehe..

(dari kiri ke kanan) Daffa, Mukti dan Irwin dari MOVO Film Club SMAN 1 Talun
sebagai wakil kabupaten Blitar untuk FLS2N Film Pendek 2016

Well....Pencapaian tim MOVO FILM SMAN 1 Talun kali ini berada di urutan buntut yakni sebagai peringkat harapan 2 hehe...Maafkanlah...syukurilah hehehe. Well masuk 5 besar tapi tentunya kami gak boleh langsung puas. Ada sekitar 30an tim yang ikut kalo nggak salah.

Berikut daftar pemenang, nilai yang diperoleh dan asal daerah:

Para pemenang

Pensil - 720 - (Surabaya) Juara 1
Menggapai Asa - 685 - (Malang) Juara 2
Pelajaran Hidup - 660 - (Tulungagung) Juara 3
Menggapai Cakrawala - 625 - (Madiun) Harapan 1
Ketika Yang Biasa Bisa - 590 - (Kab. Blitar) Harapan 2

Well...hmmm rupanya kita terlalu memandang remeh kompetisi kali ini. Terbukti bahwa ternyata karya-karya rekan-rekan daerah lain sudah nggak lagi main-main. Sinematografinya serius. Apalagi untuk ukuran film yang dibikin dengan hanya 3 orang dalam sehari.

Bersama Pak Imum, salah satu juri

Agak guyon saya ngomong, "Jangan-jangan ada yang bawa drone..." eh beneran ada yang pake drone :D Karya pemenang di atas sungguh tak mengecewakan. Mungkin memang belum ada greget atau terobosan ide yang signifikan tapi kelak pastinya bakal ada. Kecuali karya siswa yang saya dampingi, hampir semuanya optimal menggunakan alat. Gambar sudah lebih tertata, editing sudah mulai rapi dll. Kalau karya siswa saya saat ini masih cuma optimal di storytelling....sinematografi hmmmm...gitu dehhh. Ya udah taun depan sinematografi musti digregetin yo cahhhh

Kerja

Editing

Storyboarding

Writing script

Lomba film pendek FLS2N ini menurut saya emang memunculkan "teknik filmmaking" tersendiri. Bayangin 3 orang bikin film sehari. Semua dirangkap-rangkap. Ya kita taulah kenapa cuma boleh 3 peserta. Duitnya, gan hehehe...karena ntar yang dibiayai ya cuma 3 orang. Tapi ini kemudian menjadi suatu teknik filmmaking yang unik dan musti efektif. Di Wlingiwood sering kami bekerja dengan kru minim kayak gini.

Kota Batu dari aula lantai atas Hotel Batu Suki Jl. Bukit Berbunga 20 - 24

Sepulang dari Batu (selain membawa demam flu) kami juga membawa setumpuk PR...belajar dan berlatih lagi. Selamat buat para pemenang....tetap belajar, berlatih setelah itu menyerahlah dan berhenti berjuang.

Gimana dengan propinsi lain? Mungkin ada teman-teman yang bisa review?

-Gugun Ekalaya-
(sebagai pelatih dan pendamping tak resmi)


Baca
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011.    WLINGIWOOD - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template supported super blog pedia
Proudly powered by Blogger