Tema yang diangkat adalah "Sekolahku Inspirasiku". Peserta yang tiap tim dibatasi hanya 3 butir musti bikin film durasi maksimal 5 menit dan dieksekusi kurang lebih sehari semalam. Sakti tenan....
Jurinya ada Pak Kris (sutradara), Pak Imum (Arek TV) sama Bu Ainun (PARFI Jatim). Maaf nama-nama beliau saya belum tahu nulis ejaannya yang benar. Lupa konfirmasi karena makanan di hotel terlalu enak hingga bikin lupa hehe..
(dari kiri ke kanan) Daffa, Mukti dan Irwin dari MOVO Film Club SMAN 1 Talun sebagai wakil kabupaten Blitar untuk FLS2N Film Pendek 2016 |
Well....Pencapaian tim MOVO FILM SMAN 1 Talun kali ini berada di urutan buntut yakni sebagai peringkat harapan 2 hehe...Maafkanlah...syukurilah hehehe. Well masuk 5 besar tapi tentunya kami gak boleh langsung puas. Ada sekitar 30an tim yang ikut kalo nggak salah.
Berikut daftar pemenang, nilai yang diperoleh dan asal daerah:
Para pemenang |
Pensil - 720 - (Surabaya) Juara 1
Menggapai Asa - 685 - (Malang) Juara 2
Pelajaran Hidup - 660 - (Tulungagung) Juara 3
Menggapai Cakrawala - 625 - (Madiun) Harapan 1
Ketika Yang Biasa Bisa - 590 - (Kab. Blitar) Harapan 2
Well...hmmm rupanya kita terlalu memandang remeh kompetisi kali ini. Terbukti bahwa ternyata karya-karya rekan-rekan daerah lain sudah nggak lagi main-main. Sinematografinya serius. Apalagi untuk ukuran film yang dibikin dengan hanya 3 orang dalam sehari.
Bersama Pak Imum, salah satu juri |
Agak guyon saya ngomong, "Jangan-jangan ada yang bawa drone..." eh beneran ada yang pake drone :D Karya pemenang di atas sungguh tak mengecewakan. Mungkin memang belum ada greget atau terobosan ide yang signifikan tapi kelak pastinya bakal ada. Kecuali karya siswa yang saya dampingi, hampir semuanya optimal menggunakan alat. Gambar sudah lebih tertata, editing sudah mulai rapi dll. Kalau karya siswa saya saat ini masih cuma optimal di storytelling....sinematografi hmmmm...gitu dehhh. Ya udah taun depan sinematografi musti digregetin yo cahhhh
Kerja |
Editing |
Storyboarding |
Writing script |
Lomba film pendek FLS2N ini menurut saya emang memunculkan "teknik filmmaking" tersendiri. Bayangin 3 orang bikin film sehari. Semua dirangkap-rangkap. Ya kita taulah kenapa cuma boleh 3 peserta. Duitnya, gan hehehe...karena ntar yang dibiayai ya cuma 3 orang. Tapi ini kemudian menjadi suatu teknik filmmaking yang unik dan musti efektif. Di Wlingiwood sering kami bekerja dengan kru minim kayak gini.
Kota Batu dari aula lantai atas Hotel Batu Suki Jl. Bukit Berbunga 20 - 24 |
Sepulang dari Batu (selain membawa demam flu) kami juga membawa setumpuk PR...belajar dan berlatih lagi. Selamat buat para pemenang....tetap belajar, berlatih setelah itu menyerahlah dan berhenti berjuang.
Gimana dengan propinsi lain? Mungkin ada teman-teman yang bisa review?
-Gugun Ekalaya-
(sebagai pelatih dan pendamping tak resmi)
Post a Comment