Gerakan komunal. Dulu istilah inilah yang dingiangkan di
kupingku oleh sahabatku Johan Argono, seorang akademisi edukator dari
Wlingiwood. Dengan berbasis istilah itulah kami lalu mendirikan komunitas yang
kami namakan SAANANE. SAANANE artinya seadanya. Maknanya adalah bahwa kita bisa
berkarya tanpa dibatasi oleh kondisi. Itu kami buktikan dengan produksi rutin
tiap tahun. Kalau sekarang banyak yang melihat kegiatan film di kota ndeso ini
begitu aktif, itu tak lepas dari sanggar kreatif ini.
SAANANE berdiri dengan pemikiran bahwa anak muda perlu
mendapat wadah penyaluran bakat dan energi. Saya sendiri orangnya kan gampang
prihatinan. Misalnya lihat anak-anak muda nongkrong tanpa kegiatan, vandalis,
mulai ngonsumsi narkoba dll. Nah daripada cuman update status mengeluh keadaan
(yang mana hanya akan jadi wacana) saya berpikir bahwa mustinya ada yang bisa
dilakukan sekecil apapun. Kebetulan di Wlingiwood saat itu belum ada kegiatan
yang neko-neko semacam sanggar kreatif.
Berbekal niat sederhana ingin “pecicilan” maka terbentuklah
Sanggar SAANANE. Komunitas ini menjadi semacam universitas, padepokan,
paguyuban atau apapun selama kita masih bisa “obah” dan “pecicilan”. Entah apa
yang sekarang dicapai oleh para warga komunitas ini setelah kemudian terjun di
masyarakat, yang jelas kalo saya pribadi bisa bilang….saya sekolah film itu di
sini. Gurunya siapa? Ya keadaan, ya permasalahan, ya keterbatasan.
Sanggar SAANANE adalah sebuah embrio dari gerakan kreatif di
Wlingiwood. Bagi kami ini adalah gerakan nyata sebagai antitesis “nulis status
doang”. Keadaan yang kita keluhkan mungkin sukar diubah, tapi pasti ada satu
langkah kecil yang bisa kita lakukan. Wlingiwood itu aslinya cuman ndeso.
Rasa-rasanya nyaris mustahil bikin kegiatan film di sini. Lha wong film itu kan
hobi mahal…
Tapi kalo nggak dicoba ya gimana kita tahu?
Atau kita tetap saja menyalahkan keadaan?
Wlingi 1 Mei 2015
Post a Comment